Accounting Fundamental Concepts
Akuntansi
adalah bahasa bisnis dan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan.
Agar informasi yang masuk akal, akuntansi didasarkan pada 12 konsep dasar.
konsep dasar kemudian membentuk dasar untuk semua Prinsip Akuntansi yang
berlaku umum. Dengan
menggunakan konsep-konsep ini sebagai dasar, pembaca laporan keuangan dan
informasi akuntansi lainnya tidak perlu membuat asumsi tentang apa artinya
angka-angka.
1. 1. Business Entity
Konsep ini menganggap bahwa
Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah
dari pemiliknya atau dengan kata lain dianggap sebagai “unit akuntansi” yang
terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan
akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Maka
transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan
oleh karenanya maka semua pencataan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
2. 2. Pengukuran dalam nilai uang
Informasi akuntansi yang
disajikan harus memiliki keseragaman bahasa yaitu uang. Tanpa adanya
keseragaman dengan uang, informasi akuntansi yang disajikan tidak dapat
diperbandingkan karena satuan unit pengukurannya berbeda – beda. Jelas nilai
moneter dari posisi keuangan maupun hasil usaha suatu perusahaan menjadi dasar
kesatuan bahasa akuntansi.
3. 3. Going concern ( Kesinambungan)
Merupakan salah satu konsep
penting akuntansi konvensional. Inti going concern terdapat pada Balance Sheet
perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan
eksistensi dan masa depannya. Lebih detil lagi, going concern adalah suatu
keadaan di mana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan,
dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non financial. Kegagalan
mempertahankan going concern dapat mengancam setiap perusahaan, terutama
diakibatkan oleh manajemen yang buruk, kecurangan ekonomis dan perubahan
kondisi ekonomi makro seperti merosotnya nilai tukar mata uang dan meningkatnya
inflasi secara tajam akibat tingginya tingkat suku bunga.
4. 4. Historical Cost (Histori Biaya)
Prinsip ini menghedaki
digunakannya harga perolehan dalka mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui
oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Wlaupun tedapat
kesulitan sampai saat ini prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena
data biaya historis ini dianggap paling objektif.
5. 5. Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan berjalan
terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang
berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam
periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan.
Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi
manajemen dan kreditur. Oleh karena itu periode dilakukan alokasi
periode-periode untuk transaksi-transaksi yang memengaruhi beberapa periode.
Pada umumnya suatu periode akuntansi terdiri dari 12 bulan atau satu tahun.
6. 6. Matching (Prinsip Mempertemukan)
Yang dimaksud dengan prinip
mempertemikan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul
karena biaya tersebut. Ini berguan untuk
menentukan besar penghasilan bersih setia periode. Kesulitan prinsip ini,
contoh : biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan
perusahaan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu
dalam pembebanan biaya
7. 7. Konsistensi
Agar laporan keuangan dapat
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur
yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari
tahun ke tahun, sehingga bila terdapat peebedaan antara sutau pos dalam dua
periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat
penggunaan metode yang berbeda.
8. 8. Objektivitas
Konsep objektivitas menyatakan
bahwa akuntansi akan disimpan berdasarkan bukti obyektif (faktur, kwitansi,
rekening koran, dll ...). Ini berarti bahwa catatan akuntansi akan memulai dari
dokumen sumber dan bahwa informasi yang dicatat berdasarkan fakta, bukan
pendapat pribadi.
9. 9. Materialitas
Praktik akuntansi hanya
mencatat peristiwa yang cukup signifikan untuk membenarkan kegunaan informasi. Data dan informasi keuangan yang timbul dari
transaksi yang jumlahnya relatif kecil dan tidak berarti terhadap laporan
keuangan dapat diabaikan.
110. Konservatisme
Dalam konsep ini penyaji
informasi keuangan harus hati – hati terhadap pencatatan pendapatan dan biaya.
Dampak lain dari menganut paham konservatif adalah terciptanya pencatatan
pendapatan secara accrual atau cash basis yang terutama dirasakan penting dalam
penerapan akuntansi bank.
111. Pernyataan terbuka
Informasi yang diketahui sudah terjadi maupun yang potensial
akan terjadi, sebaiknya disajikan dalam laporan keuangan apakah dalam bentuk
catatan kaki ataupun dalam catatan terhadap laporan keuangan.
112. Realisasi
Pendapatan diakui pada saat
mereka diterima atau direalisasikan. Realisasi diasumsikan terjadi ketika
penjual menerima uang tunai atau klaim kas (piutang) dalam pertukaran untuk
barang atau jasa. Konsep ini berkaitan dengan konservatisme dalam pendapatan
(income) hanya dicatat pada saat itu benar-benar terjadi, bukan pada titik
waktu ketika kontrak diberikan. Misalnya, jika perusahaan mendapat kontrak
untuk membangun sebuah gedung perkantoran pendapatan dari proyek tidak akan
dicatat dalam satu lump sum melainkan akan dibagi dari waktu ke waktu sesuai
dengan pekerjaan yang sebenarnya sedang dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar