Jumat, 10 Oktober 2014


          Accounting Fundamental Concepts
Akuntansi adalah bahasa bisnis dan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan. Agar informasi yang masuk akal, akuntansi didasarkan pada 12 konsep dasar. konsep dasar kemudian membentuk dasar untuk semua Prinsip Akuntansi yang berlaku umum. Dengan menggunakan konsep-konsep ini sebagai dasar, pembaca laporan keuangan dan informasi akuntansi lainnya tidak perlu membuat asumsi tentang apa artinya angka-angka.

1.       1. Business Entity
Konsep ini menganggap bahwa Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya atau dengan kata lain dianggap sebagai “unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencataan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.

2.       2. Pengukuran dalam nilai uang
Informasi akuntansi yang disajikan harus memiliki keseragaman bahasa yaitu uang. Tanpa adanya keseragaman dengan uang, informasi akuntansi yang disajikan tidak dapat diperbandingkan karena satuan unit pengukurannya berbeda – beda. Jelas nilai moneter dari posisi keuangan maupun hasil usaha suatu perusahaan menjadi dasar kesatuan bahasa akuntansi.

3.       3. Going concern ( Kesinambungan)
Merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going concern terdapat pada Balance Sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya. Lebih detil lagi, going concern adalah suatu keadaan di mana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non financial. Kegagalan mempertahankan going concern dapat mengancam setiap perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen yang buruk, kecurangan ekonomis dan perubahan kondisi ekonomi makro seperti merosotnya nilai tukar mata uang dan meningkatnya inflasi secara tajam akibat tingginya tingkat suku bunga.

4.     4. Historical Cost (Histori Biaya)
Prinsip ini menghedaki digunakannya harga perolehan dalka mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Wlaupun tedapat kesulitan sampai saat ini prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena data biaya historis ini dianggap paling objektif.

5.     5. Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan. Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu periode dilakukan alokasi periode-periode untuk transaksi-transaksi yang memengaruhi beberapa periode. Pada umumnya suatu periode akuntansi terdiri dari 12 bulan atau satu tahun.


6.     6. Matching (Prinsip Mempertemukan)
Yang dimaksud dengan prinip mempertemikan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena  biaya tersebut. Ini berguan untuk menentukan besar penghasilan bersih setia periode. Kesulitan prinsip ini, contoh : biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu dalam pembebanan biaya

7.     7. Konsistensi
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat peebedaan antara sutau pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.

8.     8. Objektivitas
Konsep objektivitas menyatakan bahwa akuntansi akan disimpan berdasarkan bukti obyektif (faktur, kwitansi, rekening koran, dll ...). Ini berarti bahwa catatan akuntansi akan memulai dari dokumen sumber dan bahwa informasi yang dicatat berdasarkan fakta, bukan pendapat pribadi.

9.     9. Materialitas
Praktik akuntansi hanya mencatat peristiwa yang cukup signifikan untuk membenarkan kegunaan informasi. Data dan informasi keuangan yang timbul dari transaksi yang jumlahnya relatif kecil dan tidak berarti terhadap laporan keuangan dapat diabaikan.


110.  Konservatisme
Dalam konsep ini penyaji informasi keuangan harus hati – hati terhadap pencatatan pendapatan dan biaya. Dampak lain dari menganut paham konservatif adalah terciptanya pencatatan pendapatan secara accrual atau cash basis yang terutama dirasakan penting dalam penerapan akuntansi bank.

111.     Pernyataan terbuka
Informasi yang diketahui sudah terjadi maupun yang potensial akan terjadi, sebaiknya disajikan dalam laporan keuangan apakah dalam bentuk catatan kaki ataupun dalam catatan terhadap laporan keuangan.

112.       Realisasi
Pendapatan diakui pada saat mereka diterima atau direalisasikan. Realisasi diasumsikan terjadi ketika penjual menerima uang tunai atau klaim kas (piutang) dalam pertukaran untuk barang atau jasa. Konsep ini berkaitan dengan konservatisme dalam pendapatan (income) hanya dicatat pada saat itu benar-benar terjadi, bukan pada titik waktu ketika kontrak diberikan. Misalnya, jika perusahaan mendapat kontrak untuk membangun sebuah gedung perkantoran pendapatan dari proyek tidak akan dicatat dalam satu lump sum melainkan akan dibagi dari waktu ke waktu sesuai dengan pekerjaan yang sebenarnya sedang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar