Minggu, 10 November 2013

Tulisan 10 - Sebuah Ironi di Negeri Kaya


Masih segar dalam ingatan kita ketika beberapa minggu lalu terjadi tragedi memilukan di Pasuruan dimana 21 orang tewas (sia-sia) ketika berebut untuk mendapatkan uang sebesar Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Rupiah). Kejadian ini terjadi ketika seorang tokoh kaya masyarakat setempat sedang membagi zakat kepada kaum miskin. Sebenarnya ritual membagi zakat ini sudah rutin dilakukan oleh yang bersangkutan setiap tahunnya. Hanya saja, entah kenapa, tahun ini jumlah penerimanya begitu banyak dan diluar perkiraan.

Hampir tidak masuk diakal ketika orang masih mau mempertaruhkan nyawa hanya untuk mendapatkan uang yang jumlahnya hanya Rp. 20.000,-. Mereka rela berdesak-desakan, menunggu berjam-jam lamanya untuk mendapatkannya. Rupanya bagi sebagian orang di Indonesia uang Rp. 20.000,- masih sangat berarti. Padahal wakil-wakil mereka di Senayan sangat bergelimang dengan uang. Kerja tanpa keringat; datang, duduk, diam, duit. Mantap …….

Ya … memang sebuah ironi di negeri yang sangat kaya ini, dimana tongkat kayu dan batu jadi tanaman, masih banyak orang harus mengemis di negeri sendiri. Herannya, ketika kejadian itu terjadi tidak banyak politikus kita yang bersuara. Mereka terus sibuk berkampanye untuk mencalonkan diri sebagai Presiden. Pekerjaan mempersiapkan diri sebagai orang nomor satu di negeri ini ternyata begitu menyita waktu mereka sampai-sampai mereka tidak sempat berkomentar soal kejadian di Pasuruan tersebut.

Saya jadi berfikir; apakah akan ada Politikus yang akan memberantas kemiskinan ketika mereka kelak berkuasa ? Rasanya sih tidak. Mengapa ? jawabnya, ya … karena kalau tidak ada orang miskin – apa bahan kampanye mereka ? Bukankah selama ini dalam kampanye-kampanye selalu yang dijual adalah orang miskin ? Tentang memberantas kemiskinan, walau tidak pernah serius diberantas.

Mudah-mudahan tragedi ini yang terakhir. Bangsa ini seharusnya menjadi bangsa yang besar. Mari kita tolak politisi busuk, jangan sampai mereka memimpin negeri ini.



Analisis : Penulis ingin menyampaikan betapa ironis nya bangsa kita (Indonesia) ini. Dimana banyak wakil – wakil rakyat yang hidup bergelimang harta. di suatu daerah di indonesia yaitu Pasuruan, masih banyak orang – orang yang rela mengorbankan nyawanya hanya demi uang Rp 20000,-. Seharusnya wakil-wakil rakyat tersebut lebih memperhatikan masalah dalam negeri ini dari pada hanya sibuk berkampanye dan berpolitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar